Arifin Panigoro: LPI Liga Reformasi
Jumat, 07 Januari 2011 | 22:37 WIB
NewsberitaCom — Chairman Liga Primer Indonesia (LPI) Arifin Panigoro mengatakan, LPI merupakan era baru industri sepak bola Indonesia. LPI merupakan liga reformasi yang memandirikan klub-klub menuju industri sepak bola di Indonesia.
* * *
Seperti dilansir Antara, Jumat (7/1/2011), Arifin menandaskan, LPI mendorong sepak bola sebagai lahan bisnis yang menguntungkan sehingga menarik perusahaan-perusahaan besar untuk terlibat di dalamnya.
Selain itu, Arifin yakin selain kemajuan industri, LPI juga dapat meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia. Seperti diketahui, sudah 20 tahun ini sepak bola Indonesia tanpa prestasi yang membanggakan.
Menurut dia, prestasi tertinggi yang diperoleh antara lain medali emas SEA Games 1991 Manila, Filipina. Setelah itu, Indonesia hanya mendapatkan kegagalan demi kegagalan, termasuk turnamen AFF Cup 2010.
Faktor utamanya, kata dia, adalah karena adanya penurunan prestasi. Penyebabnya antara lain buruknya kompetisi sepak bola di Tanah Air yang kehilangan kredibilitas dan tidak adanya pembinaan usia muda yang berjenjang dan berkelanjutan. Bahkan, lanjut dia, banyak klub dibiayai menggunakan APBD.
"Sepak bola profesional tidak boleh menggunakan uang rakyat atau APBD," katanya.
Ia menjelaskan, lahirnya LPI ini bentuk pelaksanaan hasil Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) yang berlangsung di Malang, Jawa Timur, Maret 2010. Hasilnya sudah diterima seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) sepak bola nasional dan bertujuan membantu perbaikan prestasi persebakbolaan Indonesia.
Selain itu, LPI juga akan menggunakan wasit asing dari berbagai negara berkualitas FIFA, pemain berketerampilan tinggi, dan pelatih ternama. Hal itu untuk meningkatkan kualitas kompetisi.
Kompetisi sepak bola LPI yang akan digelar mulai Sabtu (8/1/2011) di Solo akan diikuti 19 klub dari berbagai daerah di Indonesia. (sumber : kompas.com ,Penulis: Hery Prasetyo | Editor: Hery Prasetyo) * * *
Roma Seri, Inter Turun Tingkat
Ekspresi penyerang AS Roma, Marco Boriello, usai membobol gawang Brescia, dalam lanjutan Serie-A, Rabu (2/2/2011).
NewsberitaCom- AS Roma hanya mampu bermain imbang 1-1 dengan Brescia, pada lanjutan Serie-A, di Stadion Olimpico, Rabu (2/2/2011). Mereka kini mengoleksi 39 poin dan berhak menggantikan Inter Milan duduk di posisi keempat.
Roma unggul lebih dulu melalui Marco Borriello pada menit ke-58. Dalam kemelut di kotak penalti tim tamu, ia menembakkan bola liar masuk ke sudut kanan atas gawang Matteo Sereni.
Gol balasan diciptakan oleh Citadin Eder pada menit ke-69. Dari tengah kotak penalti, ia menanduk umpan silang Perparim Hetemaj masuk ke sudut kanan atas gawang Julio Sergio.
Hasil imbang bukanlah hasil yang pantas bagi Roma mengingat dominasi dan intensitas serangan mereka, terutama di babak kedua.
Secara umum, penguasaan bola kedua kubu cukup berimbang. Namun, Roma tampak lebih efektif mengalirkan serangan. Setidaknya, dari serangan yang dibangun, Roma lebih sering menuntaskannya dengan eksekusi, dengan beberapa di antaranya memaksa kiper Matteo Serreni mengejangkan otot-ototnya untuk mementahkan tembakan.
Pada menit ke-43 dan ke-44 misalnya, Roma melepaskan dua ancaman melalui Marco Casetti dan Mirko Vucinic. Sayang, meski akurat, kedua tembakan itu gagal bersarang di gawang Brescia akibat dimentahkan Sereni.
Selain itu, Roma bermain solid dalam bertahan. Dengan penguasaan bola sedikit di bawah tim tamu, mereka mampu membuat lawan kesulitan menyelipkan ancaman ke gawang Julio Sergio.
Kualitas permainan Roma membaik di babak kedua. Selain bisa merebut penguasaan bola, mereka juga semakin konsisten mengalirkan serangan sampai tuntas.
Sayangnya, selain eksekusi Borriello, kualitas penyelesaian akhir mereka masih berada pada level yang bisa ditangani Sereni.
Di sisi lain, meski kehilangan penguasaan bola, Brescia secara umum mampu mengikuti akselerasi Roma. Setidaknya, itu terlihat dari terciptanya sejumlah tembakan akurat di babak kedua, yang tidak terjadi di babak pertama.
Selama 90 menit, Roma menciptakan tiga tembakan akurat dari 19 percobaan. Adapun Brescia menciptakan empat peluang emas dari sebelas percobaan.
Susunan pemain:
Roma: Julio Sergio; Juan, Philippe Mexes, John Arne Riise, Marco Cassetti; Daniele De Rossi, Fabio Simplicio (Jeremy Menez 45), Simone Perrotte; Mirko Vucinic, Marco Borriello, Fransesco Totti
Brescia: Matteo Sereni; Jonathan Zebina, Fransesco Bega, Davide Zoboli; Gaetano Berardi, Perparim Hatemaj, Filippini, Cristiano Zanetti (Davide Lanzafame 67), Marco Zambelli; Citadin Eder (Davide Possanzini 74), Alessandro Diamanti (Adam Vass 82)
Wasit: Andrea De Marco
Roma unggul lebih dulu melalui Marco Borriello pada menit ke-58. Dalam kemelut di kotak penalti tim tamu, ia menembakkan bola liar masuk ke sudut kanan atas gawang Matteo Sereni.
Gol balasan diciptakan oleh Citadin Eder pada menit ke-69. Dari tengah kotak penalti, ia menanduk umpan silang Perparim Hetemaj masuk ke sudut kanan atas gawang Julio Sergio.
Hasil imbang bukanlah hasil yang pantas bagi Roma mengingat dominasi dan intensitas serangan mereka, terutama di babak kedua.
Secara umum, penguasaan bola kedua kubu cukup berimbang. Namun, Roma tampak lebih efektif mengalirkan serangan. Setidaknya, dari serangan yang dibangun, Roma lebih sering menuntaskannya dengan eksekusi, dengan beberapa di antaranya memaksa kiper Matteo Serreni mengejangkan otot-ototnya untuk mementahkan tembakan.
Pada menit ke-43 dan ke-44 misalnya, Roma melepaskan dua ancaman melalui Marco Casetti dan Mirko Vucinic. Sayang, meski akurat, kedua tembakan itu gagal bersarang di gawang Brescia akibat dimentahkan Sereni.
Selain itu, Roma bermain solid dalam bertahan. Dengan penguasaan bola sedikit di bawah tim tamu, mereka mampu membuat lawan kesulitan menyelipkan ancaman ke gawang Julio Sergio.
Kualitas permainan Roma membaik di babak kedua. Selain bisa merebut penguasaan bola, mereka juga semakin konsisten mengalirkan serangan sampai tuntas.
Sayangnya, selain eksekusi Borriello, kualitas penyelesaian akhir mereka masih berada pada level yang bisa ditangani Sereni.
Di sisi lain, meski kehilangan penguasaan bola, Brescia secara umum mampu mengikuti akselerasi Roma. Setidaknya, itu terlihat dari terciptanya sejumlah tembakan akurat di babak kedua, yang tidak terjadi di babak pertama.
Selama 90 menit, Roma menciptakan tiga tembakan akurat dari 19 percobaan. Adapun Brescia menciptakan empat peluang emas dari sebelas percobaan.
Susunan pemain:
Roma: Julio Sergio; Juan, Philippe Mexes, John Arne Riise, Marco Cassetti; Daniele De Rossi, Fabio Simplicio (Jeremy Menez 45), Simone Perrotte; Mirko Vucinic, Marco Borriello, Fransesco Totti
Brescia: Matteo Sereni; Jonathan Zebina, Fransesco Bega, Davide Zoboli; Gaetano Berardi, Perparim Hatemaj, Filippini, Cristiano Zanetti (Davide Lanzafame 67), Marco Zambelli; Citadin Eder (Davide Possanzini 74), Alessandro Diamanti (Adam Vass 82)
Wasit: Andrea De Marco
(Sumber : kompas.Com , Penulis: Tjatur Wiharyo | Editor: Tjatur Wiharyo)